Kisah Engkong Ho Peng An

    Engkong Ho Peng An merupakan seorang keturunan tionghoa, beliau sudah lansia dan sekarang berusia 75 tahun beliau bermarga Tjan yang merupakan salah satu marga tionghoa yang tersebar di Indonesia. Beliau banyak sekali bercerita, salah satunya yaitu tentang ajaran yang di anutnya yaitu ajaran taoisme.Mengenai agama konghucu sebetulnya bukan agama akan tetapi sebuah ajaran, sedangakn agamanya sendiri yang benar adalah tao, Konghucu itu ajaran  karena tao tidak mempunyai kitab oleh sebab itu oleh pemerintah waktu itu tidak di akui sebagai agama, jadi di gandeng konghucu dengan tao dijadikan satu agar klenteng bisa tetap berlanjut benama satiaw yang berisi konghucu, tao, dan budha. Konghucu adalah sebuah ajaran tata susila, sedangkan tao adalah agama mencakup kepercayaan. Konghucu mempunyai kitab sedangkan tao tidak mempunyai kitab akan tetapi tao mempunyai suatu keyakinan bahwa kitab ada dua macam yaitu kitab basah dan kitab kering. Kitab kering merupakan buku dan kitab kering berupa keyakinan di hati, tidak bisa dibuktikan dan dinyatakan tapi ada. Dalam ajaran taoisme sebutan tuhan adalah tian yang berarti tuhan yang maha esa.

Untuk ibadah memakai hyo atau biasa disebut dupa panjang biasanya dilakukan setiap sore setelah mandi yang merupakan suatu panggilan dan tidak berdosa juga jika tidak dilakukan. Ada tanggal tertentu juga untuk melaksanakan ibadah khusus yaitu setiap tanggal 1 yaitu Ketika bulan habis dan 15 ketika bulan purnama yang diambil dari kalender Cina, ada sajian berupa buah-buahan. 
Pada jam 24.00 sampai jam 03.00 melakukan wirid, sebenarnya wirid bisa dilakukan kapan saja asal ditempat yang bersih dan tenang. Wirid juga ada hitungannya, untuk menghitungnya pakai tasbih paling enak dan gampang, akan tetapi juga ada kelemahannya karena tidak bisa kosen seratus persen. Untuk pertama memang pakai tasbih sampai mencapai hitungan yang di kehendaki, memerlukan berapa wirid sampai selesai. Setelah tahu waktunya, nanti bila wirid mengatur timer yang ditentukan berapa lama. Jadi, ketika melakukan wirid konsen penuh tidak ribet menghitung tasbih.

Langit dan tuhan sesungguhnya keberadaannya menyatu, setinggi apa pun membuat tangga tidak akan dapat naik untuk mencapainya. Sekalipun mampu mengelilingi dunia, jika mencarinya tidak juga bisa ketemu padanya ,sesungguhnya keberadaan tuhan tidak jauh-jauh dari kita, hanya manusianya yang membuat kita jauh darinya. Tuhan maha Adil maha Pemurah maha Bijaksana dia tak pernah membeda bedakan memberi rejeki pada umatnya. Hanya umatnya yg salah menaksirkan, berharap rejeki akan jatuh dari kangit. Harap diketahui bila kau tak pernah menabur, apa yang kau harap dapat memanennya. Perlu kita ketahui bahwa : Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang, bila orang tersebut belum mau merubah nasibnya sendiri. Orang dapat mencari uang banyak wajar dan biasa ,tapi bila uang yangg mencari mu itu baru luar biasa.

Kita tidak boleh mengusik, seperti permasalahan saat ini yaitu debat agama itu tidak seharusnya terjadi karena agama tidak bisa diperdebatkan karena yang mendebatkan manusia yang menjadi juri juga manusia. Di media sosial banyak sekali terutama orang kristen yang merasa dirinya paling suci dan paling benar padahal sebenarnya tidak tentu benar. Jika dia minta pembuktian kita bisa membuktikan kalau ada yang menentang dan membuktikan. Contoh jika ada sepuluh ustadz atau sepuluh pendeta dikumpulkan dan diberikan satu ayat saja maka penafsirannya dijamin berbeda-beda. Sebenarnya toleransi itu tidak boleh dicampur dengan debat-debat antar agama akan tetapi masih banyak terjadi di masyarakat, jika toleransi harus mengakui kesamaan dan harus saling mengerti seperti di Islam daging babi diharamkan untuk dimakan bagi agama lain terserah jangan melarang agama lain untuk tidak makan babi, sebaliknya jika agama lain diperbolehkan makan daging babi maka agama lain tidak boleh memaksakan orang islam untuk makan daging babi. Misalnya lagi ada orang kristen melakukan kristenisasi itu mustahil sampai kiamat tidak akan bisa dan tidak mungkin terjadi sejak zaman dahulu hingga sekarang tidak akan bisa, karena dunia kalau di hias dengan satu warna tidak akan indah kalau di hias dengan berbagai macam warna akan indah.

Menurut engkong keluh kesah dalam kehidupannya tidak ada karena tahu dirinya itu siapa menurut beliau tidak ada yang perlu dikeluhkan, jadi hidup itu harus menerima apapun yang terjalani, hidup tidak boleh memaksakan jadi harus berserah. Jikalau ada keluhan apapun yang diinginkan dikerjakan. Dahulu pernah ada diskriminasi pada ras tionghoa dahulu sembahyang umat konghucu dilarang oleh pemerintah pada masa orde baru saat kepemimpinan Suharto menjadi presiden. Menurut beliau, orang tionghoa di Indonesia diperbodoh 32 tahun budaya Cina harus dihilangkan. Banyak orang tionghoa yang menulis dan tidak bisa berbahasa Cina, orang Cina harus ganti nama memakai nama-nama Indonesia jika tidak mau ganti nama maka dipersulit untuk pembuatan akte kelahiran, kartu tanda penduduk, passport dan lain lain. Akan tetapi nama engkong tetap menggunakan nama tionghoa hingga saat ini meskipun dipersulit dalam mengurus surat-surat bagi beliau itu sudah resiko. Engkong memikirkan masa depan anaknya jika bersi keras menggunakan nama tionghoa makan anaknya tidak bisa sekolah maka anaknya diberi nama-nama Indonesia. Supaya tetap sekolah harus di adopsi ke saudara yang namanya memakai nama Indonesia. Diskriminasi menggembleng ras tionghoa menjadi kuat, pasalnya orang tionghoa tidak bisa masuk aparatur sipil negara. Orang tionghoa menekuni usaha dengan berbisnis, urusan bisnis tidak ada yang bisa menandingi orang Cina karena Cina sudah biasa di gembleng dan mencari celah disetiap kesulitan.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The First My Journey

Kopi Pagi Itu