Orang Tuaku Pahlawanku

 Sosok inspiratif dalam kehidupanku yaitu orang tuaku sendiri mereka adalah pahlawan bagi kehidupanku karena mereka yang merawat dan membesarkanku sejak lahir hingga sampai saat ini, mereka yang pertama mengajarkan dan mengenalkan kepada dunia. Pengorbanan orang tua untuk anak tidak bisa dibalas dengan apapun, akan tetapi orang tua tidak pernah meminta balasan apapun atas jasa-jasa yang telah mereka lakukan kepada anaknya. Jasa orang tua tidak bisa dibayar dengan apapun karena mereka berkorban besar untuk anaknya mereka melakukan ini semua dengan ikhlas tanpa meminta imbalan apapun dari seorang anak. 

Pengorbanan ibu terjadi saat sejak kita dalam kandungan, seorang ibu yang mengandung bayi selama Sembilan bulan lamanya Ketika didalam kandungan dibawa kemana-mana yang harus membawa berat didalam perutnya setiap bulan akan terus bertambah beratnya dan itupun ibu tetap melaksanakan aktivitasnya sehari-hari dirumah seperti mencuci pakaian, masak, mencuci piring, dan lain-lain. Ibu tidak pernah mengeluh atas apa yang dijalani setiap harinya meskipun dalam keadaan mengandung. Bahkan ketika melahirkan seorang anak, ibu sampai mempertaruhkan nyawanya dan tidak sedikit seorang ibu tidak sedikit yang meninggal. Ketika seorang anak lahir ke dunia, kebahagiaan tidak terhingga bagi seorang Ibu mendengar suara pertama anaknya. Letih, lesu, senyum, bahagia, dan tangis melebur jadi satu pada seorang Ibu saat melihat anaknya lahir sehat. Ketika lahir pun ibu harus menyusui anaknya selama dua tahun, merawat anak mulai dari memandikan, membersihkan kotoran, mengganti popok, dan lain sebaginya hingga mengajari anak berjalan dan berbicara.

Tidak hanya ibu yang berkorban untuk anak akan tetapi ayah juga pengorbanannya luar biasa meski ayah tidak pernah melahirkan anaknya akan tetapi berkat perjuangan seorang ayah dalam mencari nafkah yang sangat luar biasa. Ayah selalu banting tulang untuk mencukupi kebutuhan keluarga bahkan rasa capek tidak terasa asal kebutuhan keluarga terpenuhi demi sesuap nasi rela mengorbankan waktu dan tenaga. Ayah sebagai kepala keluarga selalu melindungi keluarga dalam situasi apapun ketika bahaya ayah rela mengorbankan dirinya agar keluarga selamat dari ancaman bahaya apapun. Seorang ayah selalu berusaha untuk menuruti keinginan anak meski harus berusaha keras ayah tidak pernah mengeluh asal melihat kebahagiaan anak. Ayah selalu mengedepankan kepentingan keluarga terlebih dahulu daripada kepentingan dirinya sendiri. 

Saya hidup dalam keluarga sederhana, saya anak kedua dari tiga bersaudara saya memiliki kakak perempuan dan adik perempuan. Dulu ayahku dulu bekerja sebagai sales dan berpindah pekerjaan sebagai karyawan swasta, saat itu ayahku pontang-panting mencari nafkah karena tidak ada pekerjaan tetap, ayah juga sambal berjualan teh untuk menambah penghasilan. Ayah selalu bekerja keras dan pantang menyerah agar bisa memenuhi kebutuhan dalam keluarga. Kondisi ekonomi sangat susah terkadang untuk makan ayah harus menjual barang terlebih dahulu untuk memenuhi sesuap nasi. Ayah berangkat kerja pagi hari dan pulang pada sore hari . Ibuku hanya sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi dan mengerjakan pekerjaan rumah seperti menyapu, ngepel, masak , mencuci pakaian, dan lain sebagainya. Ibuku yang menemaniku saat belajar dan menjelaskan pelajaran ketika aku tidak paham, ibu juga mengajari aku ngaji setiap sore. Sejak kecil saya di didik untuk bersyukur dan memperhatikan kondisi perekonomian keluarga, tidak semua keinginan langsung dituruti jika ingin sesuatu harus menunggu lama ketika ada rezeki baru keturutan. Oleh karena itu saya inisiatif menabung agar jika membeli sesuatu dapat membeli sendiri. Seperti untuk membeli sepeda pancal saya harus menabung beberapa tahun baru terbeli. Meski perekonomian dikeluargaku susah tetapi dapat menyekolahkan aku dan kakak perempuanku, saat itu aku masih dua bersaudara adik permpuanku belum lahir.

Seiring berjalannya waktu perekonomian keluargaku membaik ayah dan ibu saat ini mempunyai pekerjaan tetap hal ini berkat kerja keras dan do’a dari mereka. Mereka sabar dan tidak pernah mengeluh, semangat, gigih dan pantang menyerah. Mereka selalu sabar dalam mendidik kami dan terus mengajarkan untuk selalu bersyukur dalam keadaan apapun di situasi susah maupun senang. Ketika kesusahan mereka tetap tersenyum walaupun keadaan sangat susah. Mereka tidak ingin menampakkan kesusahnnya kepada anak agar anaknya selalu tersenyum.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

The First My Journey

Kopi Pagi Itu