Dosen Santai
Saya mahasiswa fakultas ekonomi jurusan perbankan Syariah UIN Malang. Saat ini aku masuk di ujung semester 2 yang sejak awal kuliah tidak pernah merasakan perkuliahan offline. Kuliah dilakukan secara online akibat ada pandemi covid-19. Ada 1 dosen yang sangat friendly bernama Pak Edi, beliau tidak mau dipanggil pak karena merasa tua, beliau minta dipanggil mas, cak, kang. Berawal dari semester satu pada saat mata kuliah Pancasila, Pak Edi pada saat itu menyamar menjadi Mas Damar yang mengaku sebagai asisten dosen, padahal sebenarnya beberapa sudah ada yang tahu kalau sejak awal itu adalah Pak Edi sendiri yang sedang menyamar menjadi Mas Damar. Pada saat zoom yang namanya Mas Damar tidak pernah on cam dan ditanya oleh mahasiswa kemana Pak Edi tidak pernah mengajar dalam perkuliahan, katanya sibuk. Aku berfikir sesibuk apa sih Pak Edi sampai sesakali tidak pernah hadir padahal Cuma di zoom tidak ketemu secara langsung. Banyak dari kami yang bertanya ke kakak tingkat Pak Edi itu yang mana.
Pada suatu ketika Mas Damar di tantang mahasiswa karena
tidka pernah on cam disuruh untuk on cam karena sekalipun tidak pernah
menampakkan wajahnya, akhirnya mau dan rasa penasaran berkurang, tetapi masih
belum ngaku kalau beliau sendiri Pak Edi. Beliau merupak dosen yang sangat
friendly dan jarang marah, agar tidak ada Batasan antara mahasiswanya beliau
minta dipanggil mas. Beliau merupakan dosen yang santai bahkan ketika dosen
lain menyuruh menggunakan pakai rapi beliau memperbolehkan menggunkan kaos,
beliau juga memperbolehkan merokok ketika zoom yang semua dosen melarang dan
memarahi mahasiswa yang merokok ketika zoom.
Suatu saat Pak Edi melihat perkuliahan yang monoton dan
hanya beliau sendiri yang berbicara dan Cuma ada sedikit feedback, harapan
beliau semua mahasiswa aktif berpendapat selagi masi kuliah. Salah satunya
aktif dalam menulis di blog, pertama pada saat UTS semester 1 yaitu menulis
pendapat tentang omnibus law dengan minimal 800 kata. Hal tersebut berlanjut
seletelah kelas kelihatan pasif, beliau terus menggunakan metode ini hingga
akhir perkuliahan. Harapan beliau, kita sebagai mahasiswa harus aktif dan
kritis oleh karena itu menulis di blog agar banyak yang melihat tulisan kita.
Yang kurang setuju yaitu harus minimal 800 kata dan tidak boleh copas. Jika
tidak boleh copas harusnya dibebaskan berapa kata pun biar lebih imajinatif.
Komentar
Posting Komentar